Kematian Eni Juner (24) seperti yang diberitakan Jawaban.Com pada Sabtu (16/1) sungguh menyentak umat Kristiani di Indonesia. Bagaimana mungkin sesuatu aktivitas rohani yang seharusnya membangun iman justru membawa orang yang melakukannya kehilangan nyawa.
Dalam lima tahun terakhir, peristiwa yang terjadi di wilayah Kosambi, Jakarta Barat adalah yang pertama kalinya menimpa umat Kristiani di negeri ini. Setidaknya bila melihat dari pemberitaan media massa yang ada dalam kurun waktu tersebut.
Seperti yang diketahui bersama, kegiatan puasa yang dijalani oleh Eni diduga kuat adalah penyebab kematiannya. Oleh karena itu, Jawaban.Com sebagai salah satu media Kristiani mencoba untuk mengupas mengenai hal ini (puasa, red) dari sisi Alkitab.
Pada Jumat sore, 15 Januari 2010 JC berhasil melakukan wawancara dengan salah seorang hamba Tuhan muda yang juga mendalami dan mempraktikkan mengenai puasa semenjak kuliah teologi-nya, yakni Pendeta Joshua Simamora.
Menurut Bang Joshua (panggilan sehari-harinya, red), puasa yang sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang takut akan Allah di dalam Alkitab adalah ketika mereka mengalami kondisi yang begitu tertekan sehingga ia harus merendahkan diri di hadapan Tuhan. Dorongan oleh Roh Kudus juga merupakan dasar kuat mengapa orang percaya melakukan puasa.
"Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka." (2 Samuel 12:16-17)
"Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb,"(1 Raja-raja 19:8)
Saat ditanyakan mengenai kegunaan puasa, pria yang murah senyum itu menjawab bahwa setidaknya ada 3 hal manfaat orang berpuasa: pertama, membuat dia peka secara personal dengan Tuhan (lihat Yoel 2:12); kedua, membuat dia peka tentang kehendak Tuhan secara korporat (II Tawarikh 20:3); dan ketiga atau terakhir, pertobatan satu bangsa (baca Yunus 3:5).
Berkenaan dengan puasa 40 hari yang dilakukan oleh beberapa tokoh Alkitab seperti Musa, Elia, bahkan Tuhan Yesus, Bang Joshua menyatakan bahwa banyaknya hari bukanlah patokan. Sebagai contoh, Ratu Esther menjalani puasa hanya 3 hari 3 malam tanpa makan dan minum, begitu juga dengan Elia. Ia berpandangan bahwa tidak ada masalah ketika seseorang ingin melakukan puasa dalam jangka waktu yang cukup lama, namun jangan lupa untuk memperhatikan kesehatannya.
Puasa adalah hal yang sangat positif bagi orang yang melakukannya. Pengenalan diri dan pemahaman yang benar mengenai berpuasa adalah langkah awal bagi Anda yang ingin melakukan hal ini. Jadi, apakah puasa membawa petaka bagi manusia? Jawabannya tentu saja tidak.. Selamat hari minggu dan Tuhan Yesus memberkati
Sumber : Jawaban.com